Diduga Perundungan Terhadap Anak Berujung Maut di Riau, DPR & PAFI Kalbar Desak Konseling Aktif di Sekolah
Tragedi memilukan kembali mengguncang dunia pendidikan Indonesia. Kali ini, seorang anak di Riau diduga menjadi korban perundungan hingga berujung maut. Tak hanya keluarga korban yang terpukul, kasus ini menyulut kemarahan masyarakat luas serta mengundang perhatian para pembuat kebijakan dan organisasi profesi seperti DPR dan PAFI Kalimantan Barat.
Fakta Singkat Mengenai Kejadian
Menurut laporan yang beredar, korban adalah siswa sekolah dasar yang ditemukan dalam kondisi tak bernyawa setelah diduga mengalami kekerasan fisik dan psikis dari teman-teman sebayanya. Kasus ini masih dalam penyelidikan, namun sorotan utama mengarah pada lemahnya pengawasan dan tidak adanya sistem konseling aktif di sekolah.
Kronologi Kejadian di Riau
Identitas Korban dan Pelaku
Identitas lengkap belum dipublikasikan demi menjaga privasi keluarga korban, namun diketahui bahwa korban adalah siswa kelas 5 SD. Beberapa rekan sekelas diduga terlibat dalam aksi perundungan tersebut.
Lokasi dan Waktu Terjadinya Peristiwa
Peristiwa tragis ini terjadi di sebuah sekolah dasar negeri di Kabupaten Rokan Hulu, Riau. Dugaan kuat, perundungan telah berlangsung dalam waktu lama sebelum akhirnya berujung pada kejadian fatal.
Dampak Fisik dan Psikologis
Sebelum meninggal, korban sempat menunjukkan perubahan perilaku: menjadi pendiam, takut ke sekolah, dan mengalami gangguan tidur. Sayangnya, tanda-tanda ini tidak sempat ditindaklanjuti oleh pihak sekolah maupun keluarga secara mendalam.
Perundungan di Sekolah: Ancaman Nyata
Jenis-jenis Perundungan di Lingkungan Sekolah
Perundungan tak selalu berbentuk kekerasan fisik. Ada juga perundungan verbal, sosial (pengucilan), hingga cyberbullying. Semua jenis perundungan ini bisa meninggalkan luka yang sangat dalam, baik fisik maupun mental.
Data dan Statistik Perundungan di Indonesia
Berdasarkan data KPAI, lebih dari 2.000 kasus perundungan di sekolah tercatat setiap tahunnya. Ini belum termasuk kasus yang tidak dilaporkan karena takut atau malu.
Dampak Jangka Panjang pada Korban
Korban perundungan berisiko tinggi mengalami depresi, kecemasan, rendah diri, hingga keinginan bunuh diri. Bahkan, dampaknya bisa terasa hingga mereka dewasa, memengaruhi karier, hubungan sosial, dan kesehatan mental mereka.
Tanggapan DPR RI
Pernyataan Resmi Komisi Perlindungan Anak
Komisi VIII DPR RI menyesalkan kejadian ini dan mendesak adanya evaluasi menyeluruh terhadap sistem perlindungan anak di sekolah. Mereka menilai sekolah harus menjadi tempat aman, bukan arena kekerasan.
Desakan Legislasi dan Kebijakan Pencegahan
DPR mendukung rancangan undang-undang yang memperkuat perlindungan anak di dunia pendidikan, termasuk keharusan adanya layanan konseling psikologis di tiap sekolah dasar dan menengah.
Sikap dan Usulan PAFI Kalimantan Barat
Siapa PAFI dan Peranannya
Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Kalimantan Barat bukan hanya fokus pada farmasi, tapi juga aktif dalam isu kesehatan masyarakat termasuk kesehatan mental anak.
Desakan Konseling Psikologis di Sekolah
PAFI Kalbar menyerukan agar sekolah-sekolah di seluruh Indonesia menyediakan layanan konseling psikologis aktif dan profesional untuk mendeteksi serta menangani kasus serupa sejak dini.
Program Kesehatan Mental yang Didorong
Mereka mengusulkan kolaborasi lintas sektor, seperti farmasi, psikologi, pendidikan, dan kesehatan, untuk menciptakan ekosistem sekolah yang lebih sehat dan bebas perundungan.
Mengapa Konseling di Sekolah Itu Penting
Peran Guru BK dan Psikolog Sekolah
Guru Bimbingan Konseling (BK) dan psikolog sekolah adalah garda terdepan dalam mengenali dan mengatasi masalah siswa. Mereka bukan hanya mendengar curhatan, tapi juga memberikan solusi nyata.
Fungsi Konseling Sebagai Benteng Pertama
Konseling bukan hanya untuk “anak bermasalah.” Ia adalah ruang aman tempat anak bisa mengungkapkan tekanan, kebingungan, bahkan ketakutan yang tidak bisa mereka utarakan kepada orang tua.
Studi Kasus Sekolah yang Sukses Terapkan Sistem Konseling
Beberapa sekolah di Yogyakarta dan Bandung sudah membuktikan bahwa kehadiran konselor aktif menurunkan angka perundungan hingga 60%. Ini bukti bahwa intervensi dini benar-benar efektif.
Tantangan Implementasi Konseling di Sekolah
Kurangnya Tenaga Profesional
Masih banyak sekolah, terutama di daerah pelosok, yang tidak memiliki guru BK atau tenaga psikolog. Ini menjadi tantangan besar yang perlu dicarikan solusi oleh pemerintah pusat dan daerah.
Stigma terhadap Konseling Psikologis
Banyak orang tua dan siswa menganggap pergi ke konselor sebagai tanda kelemahan atau “tidak normal.” Padahal, justru itu adalah langkah preventif yang bijak.
Minimnya Dukungan Anggaran
Layanan konseling membutuhkan pendanaan untuk pelatihan, fasilitas, hingga gaji tenaga ahli. Tanpa dukungan anggaran, wacana hanya akan jadi sekadar wacana.
Peran Keluarga dan Masyarakat
Membangun Komunikasi Terbuka dengan Anak
Keluarga harus menjadi tempat paling nyaman bagi anak untuk
Post Comment